Selama hampir satu abad, batik tidak hanya mengalami transformasi fungsi dan teknik, tetapi juga pergeseran makna, posisi, dan strategi visual. Dari kain tradisi menjadi bahasa estetika, dari medium ritual menjadi medium kritik, dan dari artefak lokal menjadi entitas digital yang menyeberangi batas-batas geografis maupun kultural.
Re-invensi batik tidak dapat dipahami secara parsial. Ia memerlukan pembacaan genealogis yang menelusuri jejak para seniman, perubahan paradigma estetik, serta konteks sosial-politik yang melingkupinya. Karena itu, buku ini tidak hanya menyajikan analisis visual, tetapi juga memetakan hubungan historis, teknis, dan konseptual antara batik dan seni lukis Indonesia dalam enam fase perkembangan.









Be the first to review “Reinvensi batik dalam konstruksi identitas seni lukis modern Indonesia”