Rose untuk Larosa menceritakan tentang kisah kasih antara Merry dan Bram. Merry adalah sosok perempuan berparas manis, memiliki kepribadian yang menarik, energik, cerdas, multitalenta dan seorang independent women. Sedangkan Bram adalah sosok pria tampan bertubuh atletis, penyayang, santun, mudah bergaul dan seorang pengusaha mapan.
Kisah dalam Novel Rose untuk Larosa ini diawali dengan hadirnya sebuah mimpi “tak sempurna” yang dialami oleh Merry. Di dalam mimpinya Merry bertemu kembali dengan Bram setelah 25 tahun mereka tak bertemu. Berawal dari mimpi itulah kemudian diceritakan tentang kisah kasih Merry dan Bram saat mereka masih duduk di bangku SMA.
Di dalam kisah cinta semasa SMA juga terjadi sebuah drama cemburu yang menguras hati. Diceritakan pula kekecewaan hati sahabat Merry yang bernama Santi karena hanya dianggap pelarian oleh sang pacar, karena sang pacar tak bisa melepas pesona Merry. Dalam kondisi tersebut Merry hadir sebagai sahabat yang penuh kasih sayang dan mampu meredam tangis sahabatnya tersebut. Ketika Santi mulai ceria kembali, justru cerita sedih tak berkesudahan dialami Merry karena kehilangan sosok Bram yang sangat dicintai.
Mimpi Merry ternyata hadir di dunia nyata. Setelah 25 tahun berpisah, Merry dan Bram benar-benar bertemu, meski dalam kondisi yang berbeda. Banyak cerita tak terduga yang terjadi dalam hidup mereka. Di antaranya adalah tentang pasangan hidup Merry dan Bram.
Dalam novel tersebut, di setiap akhir sub judul. penulis menuangkan ungkapan perasaan salah satu tokoh dengan diksi-diksi manis yang bisa membuat “baper” pembaca. Seperti saat Merry mengingat cerita tentang mimpinya yang bertemu kembali dengan Bram. Isi hati Merry dirangkai dalam kata-kata manis yang dapat membuat larut perasaan pembaca.
“Tak apa. Mungkin hanya sedikit merindu luka. Atau sana yang terpana masa lama. Meski sedikit, kunikmati saja. Desiran yang sebenarnya hampir tak tersisa. Langkah tlah beranjak jauh. Kadang berlari tak sedikit melenguh. Sebenarnya aku sadar tak perlu lagi melirik pelik. Yang justru menyandung hati yang pernah tercabik.”
Be the first to review “Rose untuk Larosa”