Buku berjudul Menyulap Puisi ke Layar: Model, Prinsip, Prosedur Alih Wahana, dan Pembelajarannya ini hadir sebagai jawaban yang berbasis praktik. Di dalamnya ditunjukkan bahwa puisi tidak berhenti sebagai teks tulis; ia menemukan kehidupan lain dalam bahasa sinematik, sebuah orkestrasi
multimodal yang merangkai kata, visual, musik, dan ritme menjadi pengalaman estetik yang diperluas. Dalam kajian mutakhir, film dipahami sebagai teks dan wacana yang koherensinya menjembatani proses pemaknaan penonton; makna tumbuh melalui interaksi antarmoda gambar, suara, musik, gerak, sudut pandang, serta penyuntingan yang mengikatnya menjadi narasi yang dapat ditafsir . Intisari inilah yang menjadi landasan pemikiran bagi proses alih wahana puisi ke layar.
Menyulap puisi ke layar: Panduan praktis alih wahana puisi ke layar sinematik
Rp110.000,00
Puisi adalah bahasa jiwa yang merayap ke dalam hati, mengajak kita menafsirkan ulang rasa dan pengalaman. Ia lahir dari keheningan, sekaligus mampu mengguncang kesadaran dengan daya ungkap yang padat serta simbolis. Karena kekuatannya yang bersumber pada kata inilah, puisi kerap dianggap rentan di hadapan zaman yang menuntut visual dan keragaman medium. Dari sini tumbuh pertanyaan yang layak diajukan: bagaimana puisi terus bertahan, berkembang, dan menemukan bentuk baru di tengah banjir gambar, suara, serta gerak? Saya pikir, pertanyaan inilah yang menjadi pijakan kelahiran buku ini.
Pesan via WhatsApp
Customer Reviews
There are no reviews yet.









Be the first to review “Menyulap puisi ke layar: Panduan praktis alih wahana puisi ke layar sinematik”