Toleransi dalam kewajarannya dibentuk atas dasar kesadaran yang kemudian tercermin di dalam sikap dan perilakunya namun pada kenyataannya masih terdapat kelompok masyarakat tertentu yang memiliki kecenderungan mencerminkan toleransi di luar kesadaran hati nurani. Kondisi tersebut melahirkan sebuah kesenjangan, toleransi yang ada dalam interaksi sosial cenderung hanya menitikberatkan pada suatu hal yang lahiriah sedangkan kondisi batiniah tidak mencerminkan kesejatian dari toleransi sendiri. Oleh sebab itu toleransi yang ada cenderung bersifat sementara atau semu. Hal ini yang kemudian akan dibahas dalam buku “Toleransi Semu” yang menggambarkan kondisi toleransi dalam interaksi masyarakat yang dipenuhi keberagaman. |
Be the first to review “Toleransi Semu”