Disukai Orang
Hari libur pergi ke panti
Bawalah juga roti panggang
Jadilah orang yang rendah hati
Niscaya kamu disukai orang
Rp55.000,00
Sebuah buku monograf yang mengupas tentang pantun-pantun sederhana yang dituangkan dalam bentuk motivasi.
Pemesanan Lebih dari Rp 300.000
Cara Pembayaran Lengkap
100% Full Garansi
7 Hari Seminggu
Sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul Jalan Sunyi yang mengupas tentang beberapa kisah anak muda yang berjuang melawan cobaan hidup dariNya.
Melalui kisah Meursault, Camus mengeksplorasi apa yang disebutnya ketelanjangan manusia ketika dihadapkan pada yang absurd. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia dan dianggap sebagai salah satu maha karya sastra abad ke-20. Novel ini menempati peringkat ke-1 dalam 100 buku paling berkesan abad ke-20 versi Le Monde.
PENCIPTAAN 17 cerpen dalam antologi ini ditulis atas kesadaran daya cipta guru yang
tergabung dalam MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang. Dari kesadaran itu muncullah 17 cerpen dengan tema yang beragam. Cerpen “Sukma Golek Kencana” diangkat sebagai judul antologi, mewakili ekspresi daya cipta guru Bahasa Indonesia SMA. Cerpen ini mengangkat mitos yang berkembang di sekitar kita, yang berpengaruh terhadap pandangan masyarakat. Struktur narasi yang berkembang dengan kekuatan karakter tokoh, eksotieme latar, dan ketajaman konflik, memberi warna cerpen ini,
meskipun peristiwa yang diangkatnya sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan cerpen “Karmin” yang merefleksikan ambiguitas pandangan spiritualitas dan sekularisme masyarakat memiliki daya tarik untuk dinikmati.
Cahaya Suci
Dalam dunia yang penuh keraguan dan kegelapan
Ada cahaya suci yang menyejukkan hati yang terluka
Iman yang teguh, menguatkan jiwa yang rapuh,
Di hadapan-Nya, kita temukan ketenangan dan keberkahan
Allah, Sang Pencipta, Maha Esa yang Maha Kuasa
Kita bersujud, merendahkan diri dalam ibadah yang tulus
Mengingat kasih-Nya yang tak terhingga
Membimbing kita menuju jalan yang lurus dan terang
Al-Quran, kitab suci yang penuh petunjuk
Mengajarkan hikmah dan nilai-nilai yang mulia
Bacaan yang menyentuh hati dan membimbing hidup
Menuntun kita pada kehidupan yang penuh berkah
Doa, sebagai jembatan antara hamba dan Sang Khaliq
Mengalir dari lubuk hati, menggapai langit yang tinggi
Dalam doa, kita menyerahkan segala harapan
Memohon rahmat dan petunjuk-Nya dalam setiap langkah
Religi, jalan menuju kebahagiaan sejati
Menyatukan manusia dalam kasih dan pengampunan
Mempererat ikatan persaudaraan dan keadilan
Menginspirasi kebaikan dan perdamaian di dunia ini
Sebuah buku kumpulan puisi yang berjudul Bunga Bangsa yang merupakan kumpulan puisi nasionalisme. Buku ini menjadi sumbangsih bagi kemajuan budaya bangsa Indonesia yang tak lupa atas jasa-jasa pahlawannya, dengan memperkaya khazanah puisi nasionalisme.
Sebuah buku kumpulan cerpen islami yang berjudul Dahsyatnya Istighfar. Buku mengisahkan tentang kehidupan manusia dalam cerita fiksi. Adapun cerita lengkap dalam buku ini yaitu:
Dahsyatnya Istighfar~ 1
Rahasia Rezeki ~ 6
Hadiah dari Ayah ~ 12
Hidayah ~ 20
Tak Akan Tertukar ~ 26
Mahkota Ayah dan Ibu ~ 31
Cincin Mutiara ~ 37
Guru Kehidupan ~ 42
Ikhtiar dan Doa ~ 48
Cita-cita Astuti ~ 55
Tahu Campur Bu Ani ~ 63
Jangan Dendam ~ 69
Sebuah buku novel yang mengisahkan Broto dan Sukimin pergi meninggalkan kampung di daerah terpencil untuk mengubah nasib. Kepergiannya dilatarbelakangi konflik dengan Pak Lurah yang otoriter dan memiliki keyakinan takhayyul.
Sebuah buku kumpulan puisi yang berjudul Rinduku Tertutup Bayang-Bayang Ilalang yang merupakan untaian kalimat dari 50 puisi ini, saya persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih terhadap orang tua, istri, anak-anak, sahabat, dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah hadir mewarnai episode kehidupan penulis, juga sebagai bentuk rasa cinta dan kasih sayang penulis kepada mereka semua, sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan penulis. Berbagai perasaan yang berkecamuk dalam perasaan penulis, sering penulis tuangkan dalam bentuk kata per kata menjadi bait per bait puisi.
Be the first to review “Bu Endah Berpantun”