Puisi adalah bahasa jiwa yang merayap ke dalam hati, mengajak kita menafsirkan ulang rasa dan pengalaman. Ia lahir dari keheningan, sekaligus mampu mengguncang kesadaran dengan daya ungkap yang padat serta simbolis. Karena kekuatannya yang bersumber pada kata inilah, puisi kerap dianggap rentan di hadapan zaman yang menuntut visual dan keragaman medium. Dari sini tumbuh pertanyaan yang layak diajukan: bagaimana puisi terus bertahan, berkembang, dan menemukan bentuk baru di tengah banjir gambar, suara, serta gerak? Saya pikir, pertanyaan inilah yang menjadi pijakan kelahiran buku ini.
Be the first to review “Cakap Berbahasa dan Bersastra Indonesia Bahasa Indonesia Kelas X”